logo-raywhite-offcanvas

10 Jun 2022

Stasiun Gambir: Sang Legenda yang Siap Melepas Tugas?

Stasiun Gambir: Sang Legenda yang Siap Melepas Tugas?

Mengingat akhir-akhir ini sedang hangat dibicarakan, mari kita bahas lebih dalam tentang Stasiun Gambir. Kita akan kembali ke terlebih dahulu ke masa lampau tentang Stasiun Gambir! Dikutip dari Heritage KAI, Stasiun Gambir memiliki sejarah yang panjang, kawasan tersebut pada awalnya merupakan sebuah tanah rawa yang dimiliki oleh Anthony Paviljoen, yang kemudian pada tahun 1697 dibeli oleh Cornelis Chastelein dan diberi nama Weltevreden. Beberapa puluh tahun kemudian, pada tahun 1871, didirikan sebuah halte yang bernama Koningsplein, yang berarti halte lapangan raja. Maju sedikit ke tahun 1884, halte yang dikelola oleh Nederlands-Indische Spoorweg tersebut berganti nama menjadi stasiun, yakni Stasiun Weltevreden. 

Pada tahun 1937, Stasiun Weltevreden berganti nama menjadi Stasiun Batavia Koningsplein, pada masa itu stasiun tersebut merupakan stasiun dengan jadwal terpadat di Hindia Belanda, dengan rute perjalanan ke Surabaya dan sebaliknya, di masa ini juga masyarakat mulai menyebut stasiun ini dengan nama “Stasiun Gambir” konon katanya, ada cerita menarik dibalik penamaan Stasiun Gambir, yakni karena adanya pohon gambir di Lapangan Koningsplein, maka masyarakat sejak tahun 1922 mulai menyebutnya sebagai Lapangan Gambir.

Mari kita lompat beberapa puluh tahun kedepan, yakni tahun 1976, Ali Sadikin yang menjabat Gubernur DKI Jakarta dan Solihin GP yang menjabat sebagai Guber pada masa itu melakukan kerja sama dalam hal pembangunan kawasan Jabodetabek, salah satunya dengan peningkatan layanan transportasi yang dilakukan oleh kedua Pemerintah, maka dimulailah proyek pembangunan jalur layang kereta api Jakarta-Manggarai, dan Stasiun Gambir berfungsi sebagai salah satu perhentian di jalur layang tersebut. Setelah masa pembangunan yang cukup lama, pada akhirnya Stasiun Gambir mulai dibuka untuk umum pada tahun 1992, diresmikan oleh Presiden Soeharto dengan ditandai pengoperasian kereta api listrik.

 

Stasiun Gambir

 

Stasiun Gambir menjadi salah satu bangunan yang memiliki karakteristik tersendiri dan akan langsung terlihat dari jauh, dengan atap bersusun seperti joglo, jalur layang yang masing-masing memiliki warna berbeda dan dengan dominasi warna hijau membuat Stasiun Gambir menjadi bangunan yang mudah dikenali, terlebih lokasinya yang berada di jantung kota Jakarta.

Di hari ini, Stasiun Gambir masih menjadi salah satu pusat stasiun kereta api di DKI Jakarta, dan masih melayani rute kereta jarak jauh, hampir satu dekade. Stasiun Gambir juga masih menjadi salah satu akses utama masuk dan keluar Ibukota menggunakan kereta api. Namun, akhir-akhir ini, Sang Legenda diisukan akan “pensiun” dan mengarahkan semua tugasnya ke Stasiun Manggarai, apakah benar? 

KAI menjelaskan bahwa terkait dengan rencana pengalihan fungsi Stasiun Gambir masih dilakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan, rencana pengalihan ini dilakukan guna mendukung kebijakan pemerintah dalam rangka memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Pengalihan tersebut juga tidak akan terjadi sampai tahun 2025, dengan mengikuti pembangunan Stasiun Manggarai yang akan menjadi stasiun sentral pertama dan terbesar di Indonesia. 

Tentu, kabar tersebut membuat kita sedikit sedih, sebuah stasiun yang sangat identik dengan Ibukota akan melepas tugas utamanya, namun kita harus memanfaatkan momen ini sebagai sebuah tanda hormat untuk Stasiun Gambir, dengan jangka waktu yang masih lama yakni sampai 2025, kita tetap bisa menggunakan Stasiun Gambir sampai pada akhirnya sudah siap untuk dialihkan ke Stasiun Manggarai.

Namun, Stasiun Gambir akan selalu menjadi sebuah “pelengkap” untuk kawasan sekitarnya, salah satunya adalah Menteng, kita tetap dapat melihat keunikan DKI Jakarta berpuluh-puluh tahun yang lalu di kawasan Gambir dan juga Menteng, dengan revitalisasi yang baik juga tidak melepaskan sisi modern dari bangunan-bangunan di kedua daerah tersebut. Seperti Menteng, yang menjadi sebuah kawasan dengan “warna” tersendiri di jantung Ibukota, tidak menghilangkan nostalgia namun juga tidak kekurangan sisi modern kawasan ini. Tunggu apalagi, Ray White Menteng adalah teman terbaik anda dalam jual beli properti di Menteng, dengan pengalaman jam terbang yang tinggi tentu tidak akan mengecewakan anda dalam memilih properti di Menteng dan sekitarnya yang tepat bagi Anda. Ingat hunian, ingat Ray White!

 

Sumber: Medcom.co.id, CNNIndonesia.com, KAI.id

Share
Search