Dalam beberapa tahun terakhir, airfryer menjadi salah satu alat masak yang sangat populer di kalangan masyarakat modern. Alat ini dianggap sebagai solusi bagi mereka yang ingin menikmati makanan gorengan tanpa menggunakan banyak minyak. Dengan klaim sebagai metode memasak yang lebih sehat, airfryer berhasil menarik perhatian para ibu rumah tangga, pekerja kantoran, hingga para pelaku gaya hidup sehat. Namun, seiring dengan meningkatnya popularitasnya, muncul juga pertanyaan mengenai keamanan dan dampak kesehatannya dalam jangka panjang. Apakah benar airfryer adalah pilihan yang lebih sehat? Atau justru menyimpan risiko yang tersembunyi? Artikel ini akan mengulas secara mendalam keuntungan dan kerugian menggunakan airfryer untuk kesehatan Anda. 1. Mengurangi Konsumsi Minyak Dengan berkurangnya minyak dalam proses memasak, otomatis kalori yang dikonsumsi juga lebih sedikit. Hal ini sangat bermanfaat bagi mereka yang sedang menjalani diet rendah lemak atau berusaha menurunkan berat badan. 2. Mengurangi Risiko Penyakit Jantung dan Kolesterol Tinggi 3. Mengurangi Kandungan Acrylamide Berbahaya 4. Proses Memasak yang Cepat dan Praktis 5. Mudah Dibersihkan 1. Tidak Sepenuhnya Bebas Lemak 2. Potensi Oksidasi Lemak 3. Rasa dan Tekstur Tidak Selalu Sama 4. Tidak Cocok untuk Semua Jenis Masakan 5. Harga dan Konsumsi Listrik Secara keseluruhan, airfryer memang menawarkan sejumlah keuntungan yang signifikan bagi kesehatan, terutama dalam hal mengurangi konsumsi minyak dan kalori. Alat ini sangat berguna bagi mereka yang ingin tetap menikmati makanan lezat tanpa harus merasa bersalah karena kandungan lemak tinggi. Namun demikian, penting untuk tidak terlalu bergantung pada teknologi ini. Penggunaan airfryer tetap harus dibarengi dengan pemilihan bahan makanan yang sehat, pengaturan suhu dan waktu memasak yang tepat, serta pola makan seimbang.Keuntungan Menggunakan Airfryer untuk Kesehatan
Salah satu keunggulan utama dari airfryer adalah kemampuannya untuk menggoreng makanan dengan sedikit atau bahkan tanpa minyak sama sekali. Proses memasak ini menggunakan sirkulasi udara panas yang sangat cepat, sehingga makanan bisa menjadi renyah di luar namun tetap matang di dalam.
Makanan yang digoreng dalam minyak biasanya mengandung lemak jenuh dan trans yang tinggi. Jenis lemak ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kolesterol baik (HDL), sehingga memicu risiko penyakit jantung. Dengan menggunakan airfryer, asupan lemak jenuh bisa dikurangi secara signifikan. Ini berarti potensi terkena penyakit kardiovaskular juga bisa ditekan, asalkan diimbangi dengan pola makan sehat lainnya.
Proses penggorengan pada suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa kimia bernama acrylamide, terutama ketika memasak makanan berbasis karbohidrat seperti kentang. Acrylamide dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker, terutama kanker ovarium, endometrium, dan ginjal. Beberapa studi menyebutkan bahwa penggunaan airfryer bisa menurunkan kadar acrylamide hingga 90% dibandingkan metode menggoreng konvensional.
Dari segi gaya hidup, airfryer juga mendukung pola hidup sehat karena proses memasaknya yang cepat dan praktis. Ini sangat cocok bagi individu yang sibuk namun tetap ingin menyiapkan makanan sehat sendiri di rumah. Dengan alat ini, Anda bisa memasak sayuran, ikan, ayam, hingga kue dengan lebih efisien tanpa harus menghabiskan banyak waktu.
Airfryer umumnya memiliki komponen yang mudah dibongkar pasang dan dibersihkan. Hal ini mengurangi risiko berkembangnya bakteri akibat sisa minyak atau makanan yang tertinggal di alat masak. Lingkungan dapur pun menjadi lebih bersih dan sehat, karena tidak ada cipratan minyak ke mana-mana seperti saat menggoreng dengan wajan biasa.Kerugian Menggunakan Airfryer untuk Kesehatan
Meskipun airfryer mengurangi penggunaan minyak, bukan berarti makanan yang dimasak menjadi 100% bebas lemak. Kandungan lemak tetap bisa berasal dari bahan makanan itu sendiri, misalnya kulit ayam, daging berlemak, atau olahan beku seperti nugget. Jadi, jika bahan dasarnya kurang sehat, hasil akhir tetap bisa tinggi lemak meski dimasak dengan airfryer. Oleh karena itu, penting untuk tetap memperhatikan jenis bahan makanan yang digunakan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa memasak makanan dengan suhu tinggi menggunakan udara panas bisa menyebabkan oksidasi lemak, yang dapat menghasilkan senyawa berbahaya seperti aldehida. Senyawa ini berpotensi merusak sel-sel tubuh dan meningkatkan risiko inflamasi serta penyakit kronis. Meskipun risikonya tidak setinggi proses deep-frying, tetap ada potensi bahaya jika airfryer digunakan terlalu sering.
Salah satu keluhan umum dari pengguna airfryer adalah bahwa hasil masakan tidak selalu memiliki rasa atau tekstur yang sama seperti digoreng dengan minyak. Misalnya, kentang goreng yang dimasak di airfryer sering kali terasa lebih kering atau kurang gurih. Bagi sebagian orang, hal ini bisa menyebabkan mereka menambahkan lebih banyak garam atau bumbu lain yang justru tidak baik untuk kesehatan jika dikonsumsi berlebihan.
Meskipun cukup serbaguna, airfryer tidak cocok untuk semua jenis makanan. Beberapa jenis masakan seperti gorengan basah khas Indonesia, makanan bersaus, atau makanan bertepung tipis, cenderung tidak memberikan hasil maksimal jika dimasak di airfryer. Hal ini membuat sebagian orang tetap bergantung pada metode memasak konvensional yang menggunakan minyak, terutama dalam penyajian masakan tradisional.
Dari sisi ekonomi, airfryer termasuk alat elektronik yang harganya tidak murah. Selain itu, alat ini juga memerlukan daya listrik yang cukup besar, terutama jika digunakan dalam waktu lama atau untuk memasak dalam jumlah banyak. Jika tidak digunakan dengan bijak, penggunaan airfryer bisa menambah beban tagihan listrik bulanan Anda. Meskipun ini bukan langsung terkait dengan kesehatan tubuh, faktor stres akibat biaya rumah tangga juga bisa memengaruhi kesehatan mental dan fisik secara tidak langsung.
“Ray White Menteng, Your Best Property Agency Since 1998"